Showing posts with label Kajian Akidah. Show all posts
Showing posts with label Kajian Akidah. Show all posts

Monday, January 30, 2017

Radikalisasi Agama dan Labelisasi Ngawur


Lembar-lembar sejarah dan hari-hari kita belakangan ini, diramaikan oleh isu tentang radikalisasi agama. Isu ini terus bergulir dan berbagai media mem-blow up-nya. Ide dan sudut pandang yang berwarna-warni bermunculan. Publik pun disuguhi “hidangan” yang berwarna-warni ini. Ada yang tepat sasaran dalam melahapnya, dan ada pula yang keliru dalam mencaploknya.

Sunday, January 29, 2017

Ajaran Islam dan Persepsi Realitas

Kontributor: Ahmad Fauzan AF

PERTANYAAN:
Sering kita menemukan realitas yang seakan-akan kontra dengan ajaran Islam. Seperti anjuran dokter untuk mengonsumsi air putih 8 gelas perhari, air mutlak yang kotor tapi suci, musik yang bisa mempengaruhi secara positif terhadap kondisi psikologis seseorang, dan masih banyak yang lain. Di sisi lain hal tersebut tidak dianjurkan atau bahkan diharamkan di dalam Islam. Bagaimanakah kita menyikapi persepsi realitas ini yang seolah-olah kontra dengan ajaran Islam?
Siti Muthmainnah, Jember

Imam al-Ghazali, Penyelam yang Ulung


Kontributor: Ahmad Fauzan AF
Pasukan Laut - Sebagaimana maklum bahwa al-Ghazali hidup pada suatu masa yang ditandai dengan berbagai aliran keagamaan dan pemikiran. Dia berhadapan dengan samudera perselisihan sekte-sekte dan aliran-aliran. Akan tetapi dia tidak bersikap sebagai penonton pasif. Dia tidak merasa takut untuk ikut menyelam ke dasar samudera yang dalam, yang penuh dengan benturan dan ombak, telah banyak menelan korban orang-orang sebelumnya yang tidak pandai berenang dan menyelam. Al-Ghazali menyelami lautan pemikiran sebagai penyelam profesional dan berani, buka penyelam bodoh dan penakut. Al-Ghazali secara jelas dan gamblang telah membela dan menyelamatkan kebenaran di tengah-tengah kerancuan golongan. Al-Ghazali dalam bukunya yg mengisahkan perjalanan dan pengembaraan intelektualnya dan spiritualnya, al-Munqidz minadh-Dhalal wal-Mushil ila Dzil-'Izzati wal-Jalal, mengungkapkan: