Monday, March 6, 2017

Ayah dan Pramoedya Ananta Toer

Awal tahun 1963, dunia sastra Indonesia digemparkan oleh dua surat kabar harian ibu kota, yaitu Harian Rakyat dan Harian Bintang Timur. Koran berbau komunis itu memberitakan di halaman pertama: "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck" adalah hasil jiplakan oleh pengarang Hamka. Alasan berita itu dilansir oleh seorang penulis bernama Ki Panji Kusmin. Sedangkan di Harian Bintang Timur, dalam lembaran Lentera, juga memuat dan mengulas bagaimana Hamka mencuri karangan asli dari pengarang Alvonso Care, seorang pujangga Prancis. Lembaran Lentera ini diasuh oleh Pramodya Ananta Toer.
.
Berbulan-bulan lamanya kedua koran komunis ini menyerang Ayah dengan tulisan-tulisan berbau fitnah. Bahkan juga menyerang pribadi. Namun begitu, aku lihat Ayah tenang-tenang saja menghadapi segala hujatan dari Ki Panji Kusmin dan Pramoedya Ananta Toer itu.
.
Aku yang waktu itu bersekolah di SMAN IX merasakan tekanan batin juga. Guru Sastra Indonesiaku seorang guru PGRI Vak. Sentral, begitu pula dengan guru CIVIC-ku, keduanya dengan gaya mengejek selalu menanya kesehatan Ayah dan tidak lupa berkirim salam. Kupingku terasa panas bila kedua guruku itu bertanya kepadaku. Begitu pula halnya dengan saudara-saudaraku yang lain. Apalagi membaca kedua koran yang sengaja dikirim ke rumah secara gratis.
.
PKI melakukan kudeta tanggal 30 September 1965 namun gagal. Dalam usaha kup itu 6 orang Jenderal dan 1 perwira gugur dibunuh PKI. Begitu sejarah mencatat. Akibat kegagalan kup PKI itu, kedua guru SMA-ku laku diberhentikan sebagai guru dan pegawai negeri. Pramoedya Ananta Toer sendiri kemudian ditahan di Pulau Buru.
.
Beberapa tahun kemudian, Pramoedya Ananta Toer dibebaskan. Ia kemudian melakukan kegiatannya lagi. Ayah tidak pernah berhubungan dengan tokoh Lekra yang tidak pernah bosan menyerang Ayah di kedua koran komunis itu. Ayah nyaris tidak pernah merasa terusik dengan apa yang diperbuat sastrawan tersebut kepada Ayah. Ayah sangat tenang sekali menyikapi semuanya.
.
Pada suatu hari, Ayah kedatangan sepasang tamu. Si perempuan seorang pribumi, sedangkan yang laki-laki seorang keturunan China. Kepada Ayah si perempuan kemudian memperkenalkan diri. Namanya Astuti. Sedangkan si laki-laki bernama Daniel Setiawan. Ayah agak terkejut ketika Astuti mengatakan bahwa ia adalah anak sulung dari Pramoedya Ananta Toer. Astuti menemani Daniel menemui Ayah untuk masuk Islam sekaligus mempelajari Agama Islam, menjadi seorang muallaf. Cerita Astuti, selama ini Daniel adalah seorang non-muslim. Ayahnya, Pramoedya, tidak setuju bila anak perempuannya yang muslimah menikah dengan laki-laki yang berbeda kultur dan agama.
.
Selesai Astuti mengutarakan maksud kedatangannya, serta bercerita latar belakang hubungannya dengan Daniel, tanpa ada sedikit pun keraguan, permohonan kedua tamu itu diluluskan Ayah. Daniel Setiawan calon menantu Pramoedya Ananta Toer langsung dibimbing Ayah membaca dua kalimat syahadat. Ayah lalu menganjurkan Daniel berkhitan dan menjadwalkan untuk memulai belajar agama Islam dengan Ayah.
.
Dalam pertemuan dengan putri sulung Pramoedya dan calon menantunya itu, Ayah sama sekali tidak pernah menyinggung bagaimana sikap Pramoedya terhadapnya beberapa waktu yang lalu. Benar-benar seperti tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka berdua.
.
Salah seorang teman Pramoedya yang bernama Dr. Hoedaifah Koeddah pernah menanyakan kepada Pramoedya, apa alasan tokoh Lekra ini mengutus calon menantunya menemui Hamka. Dengan serius Pram menjelaskan kepada temannya itu.
.
"Masalah faham kami tetap berbeda. Saya ingin putri saya yang muslimah harus bersuami dengan laki-laki seiman. Saya lebih mantap mengirim calon menantu saya belajar Agama Islam dan masuk Islam kepada Hamka." Pramoedya menjelaskan dengan gamblang.
.
Menurut Dr. Hoedaifah yang tertuang dalam Majalah Horison, Agustus 2006, secara tidak langsung, tampaknya Pramoedya Ananta Toer dengan mengirim calon menantu ditemani anak perempuan kepada Buya, seakan ia meminta maaf atas sikapnya yang telah memperlakukan Ayah kurang baik di Harian Bintang Timur dan Harian Rakyat. Dan secara tidak langsung pula Ayah telah memaafkan Pramoedya Ananta Toer dengan bersedia membimbing dan memberi pelajaran agama Islam kepada calon menantunya.
.
Aku sendiri sangat yakin, sesungguhnya Ayah tidak pernah sedikit pun merasa bermusuhan dengan Pramoedya Ananta Toer.
***
Peristiwa Ayah menghadapi tiga tokoh tersebut aku sampaikan dalam buku ini untuk menambah informasi sekaligus pembelajaran kepada kita semua akan sisi-sisi kehidupan Ayah ketika menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupannya. Ayah selalu berpandangan positif dan yakin bahwa semua manusia pada dasarnya baik.
.
[Diketik ulang dari buku berjudul 'Ayah, Kisah Buya Hamka', karya Irfan Hamka, putra kelima Buya Hamka]

Thursday, February 16, 2017

Kajian Kitab al-Hikam, agar Doa tidak Tercela


Pasukan Laut

طَلَبُكَ مِنْهُ اتِّهَامٌ لَهُ وَطَلَبُكَ لِغَيْرِهِ لِقِلَّة حَيَائِكَ


“Permintaanmu kepada-Nya pertanda kecurigaan. Permintaanmu dalam urusan selain-Nya, lantaran secuil rasa malu yang ada.

~Syekh Ibnu ‘Atha’illah as-Sakandari dalam Kitab al-Hikam

Wednesday, February 15, 2017

Kajian Kitab al-Hikam: Ketika Jalan Menjadi Terjal


Pasukan Laut

لَا تَسْتَغْرِبْ وُقُوْعَ الأَكْدَارِ مَا دَامَتْ فِيْ هَذِهِ الدَّارِ فَإِنَّهَا مَا أَبْرَزْتَ إِلَّا مَا هُوَ مُسْتَحِقٌّ وَصْفُهَا وَاجِبٌ نعتها

“Selama kau hidup, jangan heran pada segala sesuatu yang dapat mengeruhkan hati selagi hidup di dunia ini. Karena hal itu adalah keniscayaan hidup”.

Telaah Jam’ul-Qur’an pada Tiga Periode dan Pembagian Ayat dan Surat dalam al-Qur’an


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Sesunggunya, otentisitas al-Qur’an yang berada di tengah-tengah umat Islam saat ini tidak diragukan lagi. Riwayat-riwayat tentang fakta sejarah pembukuan al-Qur’an yang tanzil lafzhan wa ma’nan ini berjubel dan mutawatir. Sejarah telah merekam aktivitas umat Islam dalam menulis, menghafal, mengumpulkan, membukukan, dan menyebarkan al-Qur’an sejak periode Nabi Muhammad hingga periode kekhalifahan Sayyidina Utsman bin Affan. Sehingga, al-Qur’an yang berada di tangan umat Islam saat ini ialah al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah.
Namun, ada sejumlah kalangan yang kerap melakukan upaya desakralisasi al-Qur’an, dengan mengkaburkan fakta sejarah ini. Upaya desakralisasi terhadap al-Qur’an berakibat pada keragu-raguan muslim awam; jika aktivitas jam’ul-Qur’an sejak masa Nabi hingga Sayyidina Utsman tidak sempurna, mana mungkin al-Qur’an yang berada di tengah kita dewasa ini asli dan otentik. Sahabat-sahabat Nabi sebagai manusia tentu saja mengalami kesalahan, karena mereka manusia biasa, sama seperti kita. Sebagaimana Bibel yang telah mengalami banyak penambahan, pengurangan, dan pendistorsian teks, tentu saja al-Qur’an tidak jauh berbeda dengan Bibel
Tentu saja, makalah ini tidak akan membahas mengenai sejarah kelam Kristen dan Bibel di Barat, dan tidak akan memaparkan pembantahan terhadap kalangan yang memaksa menyama-nyamakan Bibel dengan al-Qur’an, sebagaimana dilakukan oleh Adian Husaini. Makalah ini hanya akan menjelaskan perihal sejarah pembukuan al-Qur’an, guna meyakinkan muslim bahwa al-Qur’an kita adalah wahyu dari Allah, bukan karangan Muhammad, atau meski wahyu dari Allah, tetapi tidak sepi dari kesalahan para sahabat sebagai manusia dalam membukukan al-Qur’an.

Alhamdulillah, Indonesia


Pasukan Laut - Syukurlah, kita bisa menikmati kearifan negeri ini. Sebuah kearifan yang dapat menenangkan pikiran dan hati dalam  menjalani kehidupan yang fana ini. Kita bisa merasakan estetika dan keindahan budaya dan nilai-nilai Bangsa Indonesia yang telah terpahat berabad-abad yang silam, dimulai pada masa animisme-dinamisme, lalu masa Hindu-Budha, kemudian masa Islam. Budaya dan tradisi lokal Bangsa kita telah berakulturasi dengan Islam, dan akhirnya terbentuklah budaya dan tradisi Indonesia, made in Indonesia. Alhamdulilllah, merupakan nikmat amat berharga yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Indonesia.

Beliau, Salah Satu Guru


Pasukan Laut - Bukan tanpa alasan mengapa saya mengagumi pribadi beliau. Seorang guru yang selalu berkopyah putih, bersarung kotak-kotak, dan berbaju hem lengan pendek itu sangat khumul (low profile), namun kepribadiannya cukup terkenal. Ada aura kewibawaan yang memancar dari cara beliau berjalan yang selalu menundukkan kepala menampakkan kesederhanaan.

Tidak Diridhai Ibu, Disiksa Layaknya Pencuri

Tags

Pasukan Laut - Alkisah, ada seorang syekh yang ingin sekali pergi ke Mekah, hanya ibunya tidak meridainya. Meski demikian, ia tetap saja pergi. Melihatnya, Sang Ibu bergumam, “Ya Allah, sungguh ia telah membakarku dengan api perpisahan, berilah ia cobaan”.

Tuesday, February 14, 2017

Syekh al-Mushtafa al-Ghalayayni, Ulama dan Motivator Tentara Islam dalam Perang Dunia Pertama

ٍSyekh al-Mushtafa al-Ghalayayni

Kontributor: Muhairil Yusuf
Pasukan Laut - Tidak pernah terlintas di benak kita, seorang kolonel tentara bisa menjadi seorang figur ulama terkemuka, apalagi sampai menjabat sebagai pimpinan Insitut Islam di Beirut Lebanon. Namun, apa yang dicapai al-Ghalayayni membuat mulut kita menganga, membuat hati berdecak kagum, serta angkat topi tanda penghormatan dan kapasitasnya. Ia mampu membuktikan bahwa siapapun bisa menjadi orang sukses, sebab ia yakin bahwa di muka bumi ini tidak ada yang mustahil, selama ia mau berusaha. Buktinya, al-Ghalayayni dengan latar belakang seorang kolonel tentara mampu melakukan tindakan yang spektakuler. Ia mampu menjadi ulama kontemporer, bahkan lebih dahsyatnya lagi ia mampu menjadi direktur Institut Islam di Beirut.

Tips Shalat Khusyuk ala Hatim al-A'sham

Tags

Pasukan Laut - Hatim al-A'sham adalah salah satu tokoh sufi yang sangat khusyuk ketika salat. Hal itu didengar oleh Isham bin Yusuf. Karena penasaran, akhirnya ia mendatangi majelis Hatim al-A'sham untuk menanyakan sebab kekhusyukannya ketika salah, "Wahai, Abdurrahman, bagaimana engkau shalat?"

Si Pembohong Besar


Pasukan Laut - Seorang pria sedang berjalan dan melihat tulisan di depan sebuah rumah:

"Dijual: anjing yang bisa berbicara."

Kontroversi dan Perdebatan Ilmu Tajwid


Pasukan Laut

“Rasm ‘Utsmani masih menimbulkan banyak dilema. Model tulisannya sulit dibaca. Para ulama menciptakan ilmu tajwid sebagai solusi utamanya”

Menurut Abu Ahmad al-‘Askari (w. 382 H), Mushaf Utsmani telah dibaca lebih dari empat puluh tahun, yaitu sejak Khalifah Utsman sampai pada masa Khilafah Abdul Malik. Uniknya, meski tertulis tanpa titik dan tanpa harakat, Mushaf Utsmani bisa dibaca oleh individual Arab. Hanya saja mereka cenderung membacanya memakai insting dan nalar menurut karakter dan watak mereka masing-masing, sehingga hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan dalam bacaan al-Qur’an.

Apa sih Gunanya Kaidah Fikih?


Kontributor: Saiful Ulum
Pasukan Laut - Perkembangan zaman dengan segala problematikanya yang semakin hari semkin kompleks menuntut penguasaan hukum syariat yang lebih mendalam untuk menjawabnya. Pendalaman hukum syariat yang, mungkin, hanya dapat dieralisasikan dengan penguasaan ilmu Fikih yang tertuang dalam kitab-kitab klasik, bukanlah hal yang mudah dilakukan bak membalik telapak tangan. Dengan banyaknya permasalahan yang terkandung dalam fikih yang kadang oleh sang pengarang dengan panjang membuat disiplin ilmu yang satu ini mempunyai koleksi buku atau kitab yang berjilid-jilid. Kita sebut saja al-Majmu’ karangan Imam an-Nawawi yang mencapai 23 jilid dengan rata-rata ketebalan perjilid mencapai 400 halaman. Belum lagi kitab-kitab yang lain.

Perkembangan Sastra Arab dalam Peradaban Islam


Kontributor: Alil Wafa
Pasukan Laut - Sastra menempati posisi yang terbilang penting dalam sejarah peradaban Islam. Sejarah sastra Islam dan sastra Islami tak lepas dari perkembangan basa suci Islam dan al-Qur’an. Bahasa Arab klasik atau Bahasa Arab Qur’ani mempu memenuhi kebutuhan religius, sastra, artistik, dan bentuk formal lainnya. Sastra Arab (al-Adab al-‘Arabi) tampil dalam beragam bentuk: prosa; fiksi; drama; puisi.

Aghlabiyah, Dinasti Lokal di sekitar Abbasiyah, Potret Ekspedisi Prestisius, Berdirinya Mazhab, hingga Kemunduran Dinasti


Pasukan Laut - Pada awal periode, Abbasiyah mengalami puncak kejayaan, akan tetapi di kemudian hari, Dinasti Abbasiyah mengalami kemunduran sehingga banyak dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad sesuai dengan kebangsaan masing-masing dan mendirikan sebuah dinasti sendiri-sendiri.

Monday, February 13, 2017

Metode Cepat Melacak Kapasitas Hadis: (Mengenal Takhrijul-Hadits)


Kontributor: Fauzan Imron
Pasukan Laut
“Semoga Allah mencerahkan wajah orang yang mendengar perkataanku lantas ia menghapalnya, kemudian menyampaikan pada orang yang tidak mendengarnya”. (HR. At-Turmudzi, Abu Daud, dan Ibnu Hibban).

Sunday, February 12, 2017

Agama Kedua Orang Tua Nabi Muhammad–shallal-Lahu 'alaihi wasallam


Kontributor: Eko Sustio
Pasukan Laut - Pada dasarnya, apapun agama yang dianut kedua orang tua Nabi, yang pasti mereka tidak berada dalam neraka. Sebab, kedua orang tua Nabi--shallal-Lahu 'alaihi wasallam--wafat sebelum terutusnya Beliau, berdasarkan ayat:

Cara Melacak Kosa-Kata Asing dalam al-Qur'an


Kontributor: Moh. Irfan Hasani
Pasukan Laut  - "Langit mana yang akan menaungiku dan bumi mana yang berkenan untuk kupijak, bila aku menjelaskan sesuatu dari al-Qur'an yang belum aku pahami"

Wednesday, February 8, 2017

Kebijaksanaan


Kontributor: Abdurrahim Arief
Pasukan Laut - Seorang sahabat bertanya tentang kebijaksanaan. "Bijaksana itu ... ". Tampaknya cukup lama spasi jawabku saat itu. "Seperti si buta membawa tanglong", lanjutku dengan sesungging senyum. Konon, di negeri tirai bambu, terselenngara sebuah pesta. Banyak tamu dan tokoh besar menghadirinya, termasuk para cendekiawan, ilmuwan, dan para pecinta kebijaksanaan.

Waswas: Intuisi Tuhan atau Bisikan Setan?


Kontributor: Ad. Muiz Ali
Pasukan Laut - Waswas adalah bisikan hati. Sebagian ulama mengatakan bahwa waswas adalah nama jenis setan pengganggu. Dalam pandangan ulama tasawwuf, waswas diartikan sebagai sesuatu yang terbesit di hati seorang ‘abid (pelaku ibadah) berupa kejelekan atau sesuatu yang sama sekali tidak memiliki nilai kebenaran. Sementara yang dimaksud dengan ilham (intuisi), seperti yang telah disepakati oleh mayoritas ulama, adalah bisikan hati atau petunjuk yang diberikan Tuhan kepada hamba-Nya.

Tuesday, February 7, 2017

Telaah Hadis Muraqqi, Koreksi atas Kekeliruan Bacaan Bilal dalam Pengantar Khutbah Jum'at


Kontributor: eLka (Lembaga Kajian Hadis, Kuliah Syariah)
Pasukan Laut - Tradisi yang telah kokoh dan mengakar kuat dalam realitas sosial kemasyarakatan amat sulit untuk kita bantah apalagi menghapusnya. Akan tetapi, ketabahan dan kesabaran dalam perjuangan merupakan "kata kunci" sekaligus syarat absolut yang dibutuhkan dalam upaya melestarikan proses al-amru bil-ma'ruf wan-nahyu 'anil-munkar. Tentu, diam dan hanya berpangku tangan bukan sikap ksatria. Maka, jika di sekeliling kita masih terdapat tradisi-tradisi yang tidak dibenarkan oleh ajaran Islam, atau menyalahi kebenaran dalam al-Qur'an dan Hadis, maka rintangan apapun, termasuk kekokohan tradisi, harus kita terjang, apapun resikonya.

Ngaji Alfiyah Ibnu Malik, Bab Isim Isyarah #5


إسم الإشارة

Isim Isyarah



بِذَا لِمُفْرَدٍ مُذَكَّرٍ أشِرْ……بِذِي وَذِهْ تِي تَا عَلَى الأُنْثَى اقْتَصِرْ

بذا : Isim isyarah (إسم إشارة) berupa ذَا menunjukkan mufrad mudzakkar (مفرد مذكر), seperti هَذَا. Isim isyarah berupa ذِيْ, ذِهْ, تِيْ, dan تَا menunjukkan mufrad mu’annats (مفرد مؤنث).

Monday, February 6, 2017

Mengapa Islam Lahir di Arab?


Kontributor: Badrus Sholeh SH
Pasukan Laut - Kita semua tahu bahwa agama Islam lahir lahir di Semenanjung Arab. Sebuah semenanjung barat daya Asia yang merupakan semenanjung terbesar. Dalam peta dunia, dengan luas mencapai kurang lebih seperempat wilayah Eropa, atau sepertiga wilayah Amerika, yaitu 2.745.900 km. Di samping itu, semenanjung Arab termasuk salah satu wilayah terkering dan terpanas, karena sebagian besar datarannya terdiri dari gurun pasir dan pegunungan tandus.

Ngaji Alfiyah Ibnu Malik, Bab 'Alam #4


العلم

'Alam


اسْمٌ يُعَيِّنُ المُسَمَّى مُطْلَقاً……عَلَمُهُ كَجَعَفَرٍ وَخِرْنِقَا

وَقَرَنٍ وَعَدَنٍ وَلاحِقِ……وَشَذْقَمٍ وَهَيْلَةٍ وَوَاشِقِ

اسم : ‘Alam (علم) adalah isim yang menunjukkan sesuatu yang diberi nama secara tertentu dan tidak butuh pada qaid (قيد) lain. Contoh: Ja’far (جعفر), nama orang laki-laki; Khirniq (خرنق), nama orang perempuan; Qaran (قرن), nama desa; ‘Adan (عدن), nama kota di Yaman; Lahiq (لاحق), nama kudanya Mu’awiyah; Syadzqam (شذقم), nama untanya Luqman bin Mundzir; Hailah (هيلة), nama kambing; Wasyiq (واشق), nama anjing

Benarkah Iman itu Fluktuatif?


Kontributor: Ahmad Fauzan AF
Pasukan Laut - Pembahasan iman dalam Islam sungguh sangat penting dan vital. Sebab, intensitas kehambaan manusia kepada Tuhannya diukur dari seberapa kuat iman itu tertancap di hati.
Tulisan ini akan membahas apakah iman itu fluktuatif (naik-turun) atau tidak? Kalau ia, apa sajakah yang dapat mempengaruhi fluktuasi tersebut.

Sunday, February 5, 2017

Pentingnya Menjaga Lisan


Kontributor: Uwaisy al-Qorni
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti menggunakan lisan untuk berinteraksi dengan orang lain. Lisan yang merupakan salah satu nikmat Allah--subhana-Hu wata'ala--yang terbesar setelah nikmat iman dan Islam, merupakan pemberian Allah--subhana-Hu wata'ala--sehingga kita bisa berbicara, bisa menjelaskan isi hati dan kehendak....

Disiplin, Kunci Kebebasan


Kontributor: Abdurrohim Arief*
Judul di atas sekaligus kata kunci dari tulisan ini. Jangan dikira kedisiplinan itu membelenggu, membatasi gerak, atau mendekte hidup. Justru mereka yang tidak membiasakan hidup disiplin akan terbelenggu oleh kecerobohannya sendiri. Bisa jadi seperti saya.

Membungkus Jati Diri NKRI

Kontributor: Ahrori Zhofir
"Jangan-jangan orang yang getol menyuarakan kedaulatan NKRI sementara mereka alergi terhadap agama, justru mereka yang menggerogoti NKRI.”  “Atau jangan-jangan ada elit yang dengan sengaja hendak membenturkan ormas tertentu agar Islam nampak berpecah.” Itulah seingat saya sepenggal komentar yang disampaikan oleh seorang teman saat perjalanan dari Madura menuju Pondok Pesantren Sidogiri pada hari Rabu (25/1) kemarin. Betapa rumitnya merekam dan mendeteksi bahwa seseorang tersebut cinta NKRI. Sulit memang, apalagi ada kelompok yang mau dipesan. Katanya saja.

Quo Vadis Isu Pemecah Belah NKRI


Kontributor: Ahrori Zhofir
Entah siapa yang menggelindingkan opini provokatif soal terpecah-belahnya NKRI. Yang jelas, hingga saat ini banyak sekali yang latah dengan melontarkan isu pemecah-belah NKRI. Tak terkecuali mulai dari akar rumput hingga para pengamat. Kira-kira, teka-teki munculnya isu tersebut bermaksud untuk membangun Indonesia atau justru mengadudomba bangsa kita? Tidak perlu dijawab. Tetapi perlu sesekali untuk direnungkan, kemudian disimpulkan.

Friday, February 3, 2017

Interkoneksi Kulit dan Isi




[Kontributor: Ahmad Fauzan AF]
Banyak hal acapkali bergantung pada kemasan, air comberan jika dimasukkan dalam minuman kaleng bersoda, pasti tetap laku. Tentu berbeda dengan air susu yang hanya dibungkus plastik dan diletakkan secara serampangan di atas lincak pedagang pasar tradisional. Kulit dan isi memiliki kosmosnya masing-masing. Kita tidak bisa meng-gebyah uyah (menyamaratakan) nilai antara isi dan kulit.

Thursday, February 2, 2017

Polemik Pemimpin Non-Muslim

[Kontributor: Muhammad Abbas Busyro]*
Pasukan Laut - Diskursus mengenai pemimpin non-muslim di negara mayoritas muslim, sejatinya, bukanlah hal baru dalam sejarah Islam. Tidak hanya di Indonesia, bahkan di belahan bumi lainnya yang berkependudukan mayoritas muslim, juga sering seringkali menjadi polemik yang nyaris tidak menemukan titik final. Bahkan, pada waktu tulisan ini disusun, saya sedang berada di sebuah wilayah di Indonesia, yang memiliki pemimpin non-muslim. Namun, jika disimpulkan, umat Islam tetap diharamkan memilih pemimpin non-muslim.

Ngaji Alfiyah Ibnu Malik, Bab Nakirah dan Ma'rifat #3


 النكرة والمعرفة

Nakirah dan Ma'rifat


نَكِرَةٌ قَابِلُ أَلْ مُؤَثِّرَا……أوْ وَاقِعٌ مَوْقِعَ مَا قَدْ ذُكِرَا

نكرة : Isim nakirah (إسم نكرة) adalah isim yang bisa menerima alif dan lam (أل) yang me-ma’rifat-kan, atau isim yang tidak menerima alif dan lam (أل) tetapi memakai maknanya isim yang menerima alif dan lam.

Terbenam di Suatu Subuh

Tags
Buat: Pak Hari Leo AR



Lampu-lampu malam belumlah padam
Cahayanya temaram, menceritakan kisah penjemputan
Dalam sepintas kabar Tuhan

Kolektor Ulung


Benar-benar salut kepada seorang teman. Setiap keluar, saya sering mendapatinya menggotong buku. “Wah hebat, hebat!”, beginilah biasanya saya memuji dia. Dia sering bercerita kepada saya mengenai buku-buku yang dia beli. Sekitar satu bulan yang lalu, dia menghabiskan uang sekitar Rp. 400.000 membeli 8 buku di Gramedia.  Pada bulan Ramadan dia diberi uang oleh abahnya Rp. 800.000 dan semuanya dibuat membeli kitab dan buku. Buku dan kitabnya berjubel dan bertumpuk di almarinya. Tetapi, entah kenapa wawasannya tidak luas. Sering saya ngobrol dengan dia, tetapi dia tidak tahu apa-apa (gendeng). Aneh. “Kok bisa ya? Masak dia sebodoh ini?”, gumam saya. Setelah saya teliti ngalor ngidul, belakangan saya tahu bahwa dia bukan pembaca, tapi kolektor.

Bukit Tangkiling: Wisata Alam Penuh Legenda

Berdiri kokoh di antara hijaunya Hutan Borneo, sebuah bukti kebesaran Tuhan nampak dari kejauhan. Sejauh mata memandang, pengunjung akan disuguhkan pemandangan asri nan menenangkan. Udara segar dan sejuk langsung terasa ketika pertama menginjakkan kaki di lokasi wisata. Legenda tentang asal mula dan mitos yang berkembanh seolah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Terkutuknya kapal menjadi batu dan batu pengapit dosa menjadi pelengkap keunikan legenda yang berkembang di masyarakat. Demikian gambaran awal tentang lokasi wisata bernama Bukit Tangkiling yang berada di Kalimantan Tengah ini.

Mencetak “Kamus Berjalan” dan Menggalang Penerjemahan Buku, Belajar dari Sejarah Dinasti Abbasiyah dan Restorasi Meiji

Mengapa Islam di saat Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad begitu cemerlang? Mengapa ia dipuji selaku mercusuar peradaban dunia? Mengapa karya-karya berskala dan berkaliber ensiklopedia muncul saat itu? Mengapa dia menjadi sumber pengetahuan modern? Karena, Khalifah Abu Ja’far al-Manshur bukan sekadar penguasa biasa yang asuik memerintah dan memungut pajak. Karena ia punya pandangan jauh ke depan. Karena mencerdaskan manusia. Karena ia menyebarkan wawasan.
Karena ia menggalakkan terjemahan. Karena ia perintahkan Baikhtaisyu Kabir dan Fadl ibn Naubakht serta Abdullah ibn Muqaffa menerjemahkan berbagai buku ilmu pengetahuan ke dalam Bahasa Arab. Segala rupa buku: kedokteran, ilmu pasti, falsafah, dari Bahasa Yunani, Persia, dan Sansekerta. Lewat penerjemahan itu, orang Arab meningkat mutunya.

Wednesday, February 1, 2017

Menimbang Poligami agar Tidak Berat Sebelah

Suami adalah seorang pemimpin yang mempunyai otoritas besar dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Agar berhasil meraih kebahagiaan, suami harus selektif dalam mencari sebuah solusi ketika hubungannya timbul ketidakharmonisan. Sebaik dan sepintar apapun seorang istri apabila sang suami tak bisa memelihara kebahagiaan, maka impian itu sulit untuk terwujud.

Ngaji Alfiyah Ibnu Malik, Bab Mu'rab dan Mabni #2


المعرب والمبني

Mu’rab dan Mabni



 وَالاسْمُ مِنْهُ مُعْرَبٌ وَمَبْنِي ……لِشَبَهٍ مِنَ الْحُرُوفِ مُدْنِي

والإسم : Isim dibagi menjadi dua, yaitu isim mu’rab (معرب) dan isim mabni (مبني). Isim mu’rab ialah isim yang tidak memiliki keserupaan dengan huruf. Sedangkan isim mabni ialah isim yang memiliki keserupaan dengan huruf.

Menulis: Memberi melalui Teks, Sehari bersama Ahmad Thohari


Oleh: Ahmad Sahide*

Dalam dunia kesusastraan Indonesia, bahkan dunia, nama Ahmad Tohari tentu sudah tidak asing lagi. Karya-karyanya sudah dikonsumsi secara luas oleh peminat sastra Indonesia dan dunia. Salah satu karyanya yang cukup populer adalah Ronggeng Dukuh Paruk yang diadaptasi menjadi film dengan judul Sang Penari. Adalah suatu kebanggaan tersendiri jika Anda bisa bertemu dan berdialog lebih dekat dengannya. Tentulah momen itu akan menjadi momen yang sangat spesial dan berkesan dalam hidup. Seperti itulah yang saya rasakan saat bertemu dan bisa berbincang lebih dekat dengan sastrawan sederhana yang mendunia itu.

Tuesday, January 31, 2017

Ngaji Alfiyah Ibnu Malik, Bab Kalam #1


الكلام وما يتألف منه

Kalam dan Hal-Hal yang Tersusun darinya


كَلامُنَا لَفْظٌ مُفِيدٌ كاسْتَقِمْ……وَاسْمٌ وَفِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ

كَلامُنَا : Kalam menurut perspektif ulama Nahwu, ialah lafal yang berfaidah seperti istaqim (اسْتَقِمْ).
 وَاسْمٌ: Yang dinamakan Kalim (كَلِم) ialah kumpulan kalimat isim (إسم), fi’il (فعل), dan huruf (حرف), baik berupa isim semua atau tidak (bercampur).

Malam Kemarin Aku Bermimpi Seseorang Melesatkan Anak Panah ke Jantungku

Tags
Cerpen Novi Tri Handayani*

Jika suatu saat nanti aku berkesempatan memilih mimpiku sendiri, aku ingin menjadi bagian dari Nunusaku. Menjadi salah satu dari Alifuru. Jika bisa menjadi salah seorang dari tiga bersaudara keturunan Sem dan Kham. Meninggalkan Mesopotamia dan menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di dataran yang serupa burung Guheba. Lalu tinggal di sana dan menjadi bagiannya. Dan aku bisa menjadi Alifuru yang biasa-biasa saja. Yang bertemu dengan bangsa Alifuru lainnya. Kemudian jatuh cinta, dan menjadi buta. Katanyam cerita tentang Nunusaku tidak diketahui kebenaran adanya. Seperti dongeng yang beranak pinak menjadi pertanyaan-pertanyaan akan nyatanya. Tapi apa peduliku. Kau sudah sejak dulu jatuh cinta pada dongeng. Dan aku, sudah sejak dulu jatuh cinta padamu.

Riba dalam Pandangan Agama-Agama

Dalam sebuah diskusi, seorang pakar mengatakan bahwa ayat-ayat al-Qur’an tentang riba perlu direvisi dan diinterpretasi ulang, karena tidak sesuai dengan perubahan zaman. Dia melanjutkan bahwa semangat zaman saat ini menuntut tidak diberlakukannya keharaman riba. Hanya Islam lah yang mengharamkan riba, agama-agama selain Islam justru melumrahkan dan memperbolehkannya.

Saya tahu dia adalah seorang sekuler-liberal yang pastinya membenarkan semua agama. Tetapi sayangnya, dia tidak membenarkan ajaran Islam tentang riba. Parahnya, ternyata dia justru menafikan ajaran agama-agama selain Islam yang juga tidak memperbolehkan riba. Tentu saja, opini dia tidak berdalil dan tanpa argumentasi. Dalam beropini, saya simak hingga akhir pembicaraannya, dia tidak memberikan data-data yang mendukung dan memperkuat pendapatnya itu. Padahal, keharaman riba tidak saja ada di dalam ajaran Islam. Ajaran agama-agama lain, ternyata juga melarang pemeluknya untuk mendekati riba.

Pemimpin

Oleh: Wardjito Soeharso

Pemimpin itu manusia istimewa. Dia berbeda dengan yang lain. Pemimpin selalu punya sesuatu yang lebih dibandingkan yang lain. Lebih kuat, lebih pinter, lebih bijak, lebih kaya, dan lebih-lebih yang lain. Dengan segala kelebihan itulah, pemimpin menempati posisi yang terhormat: paling atas atau paling depan.

Ki Hajar Dewantoro, tokoh pendidikan nasional, memberikan kriteria pemimpin yang baik dengan tiga syarat: ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Pemimpin itu harus bisa menjadi teladan, menjadi contoh, di depan. Pemimpin itu mesti memberikan dukungan penuh dari belakang agar anak buah makin semangat bekerja.

Monday, January 30, 2017

Gerakan Budaya Tai

Oleh: Anggoro Suprapto

Pagi-pagi, aku dapat BBM dari Mas Teha Edi Djohar: "Mas, tolong bantu merapat ke Kafe Spot Jalan Pemuda Semarang, penting sekali. Maaf ya kalau tidak sopan. Bisa ya?", tanyanya sangat berharap belum lama ini. Karena kebetulan hari itu aku tidak ada kegiatan, maka aku pun datang ke Kafe Spot. Betul, di situ sudah berkumpul Mas Teha dan kawan-kawan seniman lain. Setelah aku duduk, Mas Teha menjelaskan, "Mas, ini kita akan membicarakan masalah tai", tuturnya enteng. Meski siang itu tidak ada mendung, aku kaget bagai tersambar petir. "Tai?", tanyaku meyakinkan. Edan,  jadi ini mau rapat masalah tai, sambil makan-makan di kafe? Bagi yang mentalnya tidak kuat, tentu bakal jijik, masak makan dan minum kok yang dibicarakan tai.

Isra' Mi'raj dalam Perspektif Akidah

Oleh: Muhammad Arif

Dalam memahami peristiwa Isra’ Mi’raj, kaum muslimin terbagi menjadi 2 kelompok ekstrim. Kelompok pertama, yaitu mereka yang ekstrim mengasumsikan dengan logika; kedua, ekstrim membawa-bawa riwayat palsu dan kisah bualan.

Ketahuilah, bahwasannya segala sesuatu tidak selalu bisa diukur dengan logika, lebih-lebih jika hal itu berkaitan dengan keimanan. Menurut ulama tauhid, akal difungsikan sebagai sarana yang dapat membuktikan kebenaran syara’, bukan sebagai dasar dalam menetapkan akidah-akidah dalam agama. Di sisi lain, orang-orang kita –para da’i dan ustadz- hanya suka bercerita. Bahkan terkadang kita terjebak dengan membawa kisah-kisah palsu yang Maasya Allah sebenarnya tidak perlu digunakan. Kesalahan selanjutnya yaitu, kita hanya fokus dalam rincian cerita tanpa menghidangkan hikmah yang dapat dipetik, entah itu hikmah dari segi keilmuan akidah, fikih, ataupun akhlaq. Dan imbas dari itu semua akan menjadi “senjata makan tuan” yang digencarkan oleh kelompokkelompok luar. Salah satu ciri khas akidah ahlussunnah wal jama’ah adalah mengambil sikap tengah dan moderat. Kita tidak kaku dalam memahami makna literal suatu nash, juga tidak membiarkan akal melanglang buana tanpa kendali. Kita – Ahlussunnah Wal Jama’ah- diantara pemikiran kaum Hasyawiyah yang tekstualis dan Mu’tazilah yang logis. Kita diantara Jabariyah dan Qodiriyah. Juga diantara Khawarij dan Syiah.

Pendapat Para Tokoh tentang Syiah di dalam Tubuh NU

KH. Muhyiddin Abd. Shomad,
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam (NURIS), Antirogo Jember

Oportunis NU yang Kesiangan

Oleh: Salman al-Farisi*

“Maka tidaklah disebut mazhab pada masa saat ini kelompok dengan kriteria-kriteria sifat yang telah disebut tadi, kecuali hanyamazâhibul-arba’ah’ (yaitu mazhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam asy-Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal). Selain dariyang empat itu, seperti mazhab Syiah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah, maka mereka adalah ahlul-bid’ah yang tidak boleh berpegang pada pandangan-pandangan mereka”