Wednesday, February 15, 2017

Alhamdulillah, Indonesia


Pasukan Laut - Syukurlah, kita bisa menikmati kearifan negeri ini. Sebuah kearifan yang dapat menenangkan pikiran dan hati dalam  menjalani kehidupan yang fana ini. Kita bisa merasakan estetika dan keindahan budaya dan nilai-nilai Bangsa Indonesia yang telah terpahat berabad-abad yang silam, dimulai pada masa animisme-dinamisme, lalu masa Hindu-Budha, kemudian masa Islam. Budaya dan tradisi lokal Bangsa kita telah berakulturasi dengan Islam, dan akhirnya terbentuklah budaya dan tradisi Indonesia, made in Indonesia. Alhamdulilllah, merupakan nikmat amat berharga yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Indonesia.


Namun, alangkah ruginya jika anugerah dari Allah ini tidak disyukuri. Alih-alih bangsa kita iri kepada Barat karena budaya saintisnya yang hanya melihat fisik dan materi, mengedepankan nalar-logis, mengesampingkan mistitisme dan hal-hal transenden. Agama (baca: metafisik) dianggap sebagai mitos yang harus dikubur dalam-dalam hingga tak berbekas. Meski Bangsa kita memiliki budaya dan tradisi yang tertata lebih apik daripada budaya dan tradisi Barat, entah mengapa kita tertarik pada pandangan hidup rasionalisme, pragmatisme, empirisisme, dikotomisme, dan sekularisme, yang semuanya merupakan worldview Barat yang mengakar dan tumbuh di sana.
Pandangan hidup Barat berat sebelah, hanya mengedepankan akal terhadap alam fisik yang bisa dipanca indra. Keuntungan dan keberhasilan harus diperoleh secara instan di dunia. Berbeda dengan pandangan hidup bangsa kita yang seimbang. Pandangan hidup kita mencakup aspek dunia dan akhirat. Aspek dunia harus memiliki keterkaitan dengan aspek akhirat. Dan aspek akhirat dipandang sebagai yang final.

Dan buahnya, hari-hari kita tidak lepas dari aroma dan suasana religius. Dengan kreatif, kita bisa menenggelamkan diri dalam kehangatan dan ketenangan bersama yang Maha Ada. Sehingga, hati dan batin kita senantiasa tentram, tidak kering dan gersang layaknya pada pasir di musim panas. Pekerjaan dan amal duniawi yang kita lakukan berbarengan dengan ma’unah dan rida Allah sehingga membuahkan pahala akhirat.

Ini merupakan suatu kelebihan, bisa memperoleh kedua-duanya sekaligus; dunia dan akhirat. Barat hanya bisa mendapatkan satu, aspek dunia saja. Dengan demikian, lantas mengapa kita iri terhadap mereka? Sedangkan apa yang kita miliki lebih lengkap daripada apa yang mereka miliki?
Waqalîlun min ‘ibâdiya asy-Syakûr. Memang, sedikit hamba Allah yang mau bersyukur.[]


EmoticonEmoticon