Sunday, February 5, 2017

Pentingnya Menjaga Lisan


Kontributor: Uwaisy al-Qorni
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti menggunakan lisan untuk berinteraksi dengan orang lain. Lisan yang merupakan salah satu nikmat Allah--subhana-Hu wata'ala--yang terbesar setelah nikmat iman dan Islam, merupakan pemberian Allah--subhana-Hu wata'ala--sehingga kita bisa berbicara, bisa menjelaskan isi hati dan kehendak....

Rasulullah--shallal-Lahu 'alaihi wasallam--memberikan perhatian khusus tentang lisan, agar supaya kita sebagai umatnya bisa menggunakannya dengan baik sesuai tujuan penciptaannya.
Rasulullah--shallal-Lahu 'alaihi wasallam--bersabda, "Dan simpanlah lisanmu kecuali dalam kebaikan, karena dengan menyimpan lisan kamu bisa mengalahkan setan..."

Hadits di atas menunjukkan bahwa manusia tidak bisa mengalahkan setan kecuali dengan diam. Karena itu, kita sebagai orang muslim hendaknya bisa menjaga lisan hingga kita selamat dari gangguan setan dan Allah--subhana-Hu wata'ala--akan menutup segala aib-aib kita. Dalam hadits lain disebutkan: Iman seorang hamba tidak akan istiqamah, sehingga hatinya istiqamah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqamah, sehingga lisannya istiqamah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, tidak akan masuk surga. (H.R. Ahmad, no. 12636, dihasankan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam Bahjatun Nazhirin, 3/13). Dari ini dapat di ambil kesimpulan bahwa janganlah engkau berbicara kecuali dengan perkara yang membawa kebaikanmu, betahlah tinggal di dalam rumah dengan melakukan ketaatan-ketaatan, dan hendaklah engkau menyesali kesalahanmu dengan cara menangis.

Karena pentingnya menjaga lisan ini, Rasulullah--shallal-Lahu 'alaihi wasallam--mengaitkan iman kepada Allah dan Hari Akhir dengan lisan.  Rasulullah--shallal-Lahu 'alaihi wasallam--bersabda : "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka dia harus mengatakan hal-hal yang baik atau diam saja."

Apa-apa yang kita ucapkan akan mendapatkan balasan dari Allah--subhana-Hu wata'ala--sesuai baik atau buruknya ucapan kita. Allah--subhana-Hu wata'ala--berfirman dalam surat Qaf ayat 18 yang artinya, "Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."

Dalam hadits yang lain Rasulullah--shallal-Lahu 'alaihi wasallam--bersabda bahwa ada empat hal yang tidak ada kecuali ada di dalam diri seorang mukmin, yaitu: 1) diam yang merupakan awal ibadah; 2) tawadhu' atau rendah diri; 3) selalu berdzikir kepada Allah--subhana-Hu wata'ala; 4) berusaha menyedikitkan perbuatan jelek.

Semoga uraian di atas bisa menjadikan diri kita untuk selalu berusaha menjaga lisan kita, sehingga kita semua bisa menggunakan lisan kita sesuai dengan petunjuk Allah--subhana-Hu wata'ala--dan Rasulullah--shallal-Lahu 'alaihi wasallam. Keselamatan manusia juga terdapat pada lisan, karna lisan lebih tajam tidak hanya dari silet tapi juga dari pedang samurai sekalipun. Sehingga tak berlebihan, jika ada kalam hikmah Arab klasik yang menyatakan bahwa seseorang masih bisa selamat jika hanya mengalami kecelakaan kaki (fisik), tapi tidak ada ruang untuk selamat jika sudah mengalami kecelakaan lisan (ucapan). Wallahu A'lam.[]


EmoticonEmoticon