Wednesday, February 15, 2017

Tidak Diridhai Ibu, Disiksa Layaknya Pencuri

Tags


Pasukan Laut - Alkisah, ada seorang syekh yang ingin sekali pergi ke Mekah, hanya ibunya tidak meridainya. Meski demikian, ia tetap saja pergi. Melihatnya, Sang Ibu bergumam, “Ya Allah, sungguh ia telah membakarku dengan api perpisahan, berilah ia cobaan”.

Malam hari, sesampai di kota, syekh itu masuk ke masjid untuk beribadah. Bersamaan dengan itu, ada maling yang masuk ke rumah warga. Nahas, maling itu ketahuan, dan ia lari ke samping masjid. Masyarakat mengejarnya. Mereka pun menduga maling itu masuk ke masjid. Namun, di dalam masjid, masyarakat hanya melihat seseorang yang shalat. Tanpa pikir panjang, mereka pun menghakimi orang itu dan menggelandangnya menghadap raja.

Raja pun memotong kedua tangan dan kakinya serta mencongkel matanya. Masyarakat berteriak, “Ini adalah balasan setimpal bagi pencuri”. Dengan penuh bingung, orang itu berkata, “Tidak! Jangan begitu. Ini adalah balasan orang yang mau ke Mekah, namun tidak diridhai ibu”. Mendengarnya, masyarakat terhenyak dan tahu kalau ia adalah seorang syekh. Mereka pun telah menyesal telah menghakiminya.

Setelah itu, masyarakat mengantar tubuh syekh itu dan meletakkannya di pintu tempat peribadatannya. Mendengar banyak orang di luar, dari dalam rumah, si Ibu cemas. Ia berdoa lirih, “Ya Allah, bila Engkau memberi cobaan anakku, maka tetap kembalikanlah ia kepadaku, sehingga aku tahu keadannya”. Namun, sang Ibu tetap penasaran, siapa yang tengah dibopong orang-orang tersebut.

Tak lama kemudian, si Ibu mendengar suara yang meronta-ronta, “Aku datang dari bepergian dan kini aku lapar, berilah aku makan”.

“Masuklah!”, jawab si Ibu dari dalam.

“Aku tak punya kaki”, imbuh orang itu.

Si Ibu menjawab, “Ulurkan saja tanganmu!”

“Aku sudah tak punya tangan”, katanya kemudian.

“Kalau aku memberimu makan, maka akan terjadi sebuah keharaman”.

Mendengarnya, orang itu berkata, “Jangan takut, aku juga sudah tak punya mata”. Akhirnya si Ibu mengambil sekerat roti dengan satu kendi air dingin, dan memberikan kepada orang tersebut.

Setelah itu, saat syekh itu tahu kalau yang ada di hadapannya adalah ibunya, seketika ia meletakkan wajahnya di atas telapak kakinya. Seraya menangis, ia berkata, “Ibu, ini aku, anakmu yang durhaka”.


EmoticonEmoticon