Thursday, February 2, 2017

Bukit Tangkiling: Wisata Alam Penuh Legenda

Berdiri kokoh di antara hijaunya Hutan Borneo, sebuah bukti kebesaran Tuhan nampak dari kejauhan. Sejauh mata memandang, pengunjung akan disuguhkan pemandangan asri nan menenangkan. Udara segar dan sejuk langsung terasa ketika pertama menginjakkan kaki di lokasi wisata. Legenda tentang asal mula dan mitos yang berkembanh seolah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Terkutuknya kapal menjadi batu dan batu pengapit dosa menjadi pelengkap keunikan legenda yang berkembang di masyarakat. Demikian gambaran awal tentang lokasi wisata bernama Bukit Tangkiling yang berada di Kalimantan Tengah ini.

Mengunjungi Kalimantan Tengah belum lengkap rasanya bila belum menyempatkan diri ke Bukit Tengkiling. Terletak kurang lebih 34 kilo meter dari Kota Palangka Raya, tepatnya di perbatasan Kelurahan Banturung-Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Palangkaraya. Bukit ini memiliki tinggi sekitar 500 m dari atas permukaan laut. Dibutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk mencapai puncaknya. Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Tengkiling membentang seluas 533 hektar dan dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Kalimantan Tengah.

Di Bukit Tengkiling, pengunjung akan menjumpai sebuah batu yang berbentuk kapal yang terkenal dengan nama Batu Banama. Konon menurut legenda, batu tersebut adalah sebuah kapal yang berubah menjadi batu karena terjalinnya kisah cinta terlarang antara ibu dan anak kandungnya yang telah lama terpisah. Sang Ibu bernama Bawi Kuwu yang berarti wanita cantik yang awet muda, dan Sang Anak bernama Kilin. Menurut cerita, dahulu kala, wilayah yang saat ini menjadi bukit adalah daerah berupa sungai, namun semenjak terjadinya kutukan, wilayah ini kemudian kering dan menjadi perbukitan.

Selain terdapat Batu Banama, di bukit ini juga terdapat batu pengapit dosa yang diyakini bahwa pada saat terjadinya kutukan B,awi Kuwu terjebak hidup-hidup di dalam batu tersebut. Menurut kepercayaan setempat, apabila seseorang berbuat dosa, maka dia tidak akan bisa melewati sela kedua batu itu. Upacara penghormatan atau ritual pun biasanya diadakan oleh masyarakat di dekat batu pengapis dosa. Fungsinya adalah untuk meminta pengampunan atas segala dosa yang telah dilakukan. Dalam ritual terdapat pula sesajian, yang terdiri dari kue tradisional dan kemenyan yang dibakar. Asal kata Tang pada nama Tangkiling diambil dari masa terjadinya legenda yang menurut beberapa sumber terjadi pada masa Dinasti Tang. Sedangkan kiling berasal dari nama tokoh dalam legenda yaitu Kilin. Penggabungan kata ini seharusnya menjadi Tangkilin. Namun karena kebiasaan masyarakat maka penyebutannya menjadi Tangkiling.

Saat ini Bukit Tangkiling dijadikan sebagai salah satu objek wisata andalan Kalimantan Tengah. Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah Kota Palangkaraya telah membangun beberapa fasilitas untuk mempermudah pengunjung menuju Bukti Tangkiling seperti papan penunjuk jalan. Ketika mencapai kakai bukit, pengunjung akan disambut dengan gapura selamat datang yang di kedua sisinya dihias dengan ornamen perisai khas Suku Dayak. Sementara di bangian atas gapura terdapat tulisan ‘Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling. Pemerintah Kota Palangkaraya juga mendirikan bangunan utama di atas lahan seluas 2 hektar yang diperuntukkan bagi para wisatawan.

Selain itu, di lokasi wisata, pemerintah memanfaatkan lahan untuk ditanami berbagai macam pohon buah dan tanaman obat tradisional. Tujuannya yaitu dengan adanya berbagai macam tumbuh-tumbuhan tersebut, pengunjung bisa memetik langsung tanaman obat maupun buah-buahan yang tersedia langsung dari pohonnya. Selain pohon dan tanaman obat yang sengaja di tanam, di Bukit Tangkiling, pengunjung juga dapat mempelajari berbagai pohon endemik asli Kalimantan yang dilengkapi dengan papan informasi di bawah pohon-pohon tersebut. Para pengunjung bisa melihat langsung beberapa koleksi satwa seperti orang utan, buaya, kera, dan burung kasuari.

Untuk meningkatkan kenyamanan selama berwisata, tersedia pula pemandu yang dapat disewa melalui Kantor Resort BKSDA Kalimantan Tengah atau Anak Himba Outbond yang masih berada di TWA tersebut. Selain menyajikan keindahan alam, Bukit Tangkiling juga bisa menjadi tujuan wisata religi dengan keberadaan Biara Pertapaan Karmel dan Pura Hindu Kaharingan.

Waktu yang paling tepat untuk mendaki Bukti Tangkiling adalah pagi dan sore hari. Matahari tidak terlalu terik. Tersedia dua jalur pendakian yang dapat dilewati pada saat naik dan turun dengan titik awal pendakian yang tidak jauh dari lokasi parkir. Setelah 15 menit perjalanan, pengunjung akan menemui tempat yang cukup lapang dengan beberapa bangku panjang dan meja kayu yang disediakan oleh pengelola untuk beristirahat. Di lokasi ini, sebagian panorama indah sudah terlihat seperti Sungai Rungan, Bukit Baranahu, dan hutan di sekitar Palangkaraya. Tetapi akan jauh lebih indah setelah pengunjung mencapai Bukit Tangkiling. Segala kelelahan akan terbayar lunas dengan keindahan jembatan Sungai Kahayan, Sungai Rungan, dan Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyarumenteng yang terlihat jelas dari ketinggian. Anda penasaran dengan keindahan pesona Daerah Kalimantan Tengah? Segera kunjungi Bukit Tangkiling dan nikmati sensasi petualangan wisata alam yang penuh legenda.[]


EmoticonEmoticon