Tuesday, January 31, 2017

Pemimpin

Oleh: Wardjito Soeharso

Pemimpin itu manusia istimewa. Dia berbeda dengan yang lain. Pemimpin selalu punya sesuatu yang lebih dibandingkan yang lain. Lebih kuat, lebih pinter, lebih bijak, lebih kaya, dan lebih-lebih yang lain. Dengan segala kelebihan itulah, pemimpin menempati posisi yang terhormat: paling atas atau paling depan.

Ki Hajar Dewantoro, tokoh pendidikan nasional, memberikan kriteria pemimpin yang baik dengan tiga syarat: ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Pemimpin itu harus bisa menjadi teladan, menjadi contoh, di depan. Pemimpin itu mesti memberikan dukungan penuh dari belakang agar anak buah makin semangat bekerja.


Konsep peran dan posisi pemimpin di depan, di tengah, dan dibelakang ini khas diwarnai dengan filosofi Jawa, yang menganut faham harmoni dan model kekerabatan. Membina hubungan baik itu jauh lebih penting daripada capaian bersama. Rugi sedikit tidak mengapa, yang penting tatanan sosial tidak terguncang. Maka, pemimpin harus mampu menempatkan diri di mana pun untuk tetap menjaga harmoni, kondusifitas, dalam kelompoknya.

Banyak teori tentang pemimpin yang baik. Bahkan kepemimpinan sudah menjadi diskusi semenjak zaman para Nabi. Muhammad--shallal-Lahu 'alaihi wasallam--terkenal dengan konsep empat kriteria pemimpin: siddiq, amanah, tabligh, fathanah. Belum lagi literatur Barat, tak terhitung jumlahnya yang berbicara tentang kepemimpinan.

Dari berbagai konsep kepemimpinan, paling tidak ada tiga kriteria pokok yang harus dimiliki oleh pemimpin. Pertama, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tahu segala hal yang terjadi dalam organisasi. Untuk itu, dia harus mengikuti semua dinamika yang terjadi. Dia paham semua proses yang berjalan dalam organisasi. Jadi, ketika ditanya apa saja yang sedang dan akan terjadi, dia tahu dan bisa menjawab dengan pasti.

Kedua, pemimpian yang baik ialah yang memiliki kapasitas, dan kompetensi untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai rangkaian keadaan dan peristiwa., menemukan koralasi dari kaitan hubungan sebab akibat, dan kemudian menentukan solusi dan strategi penyelesaiannya. Pendek kata, pemimpin adalah problem solver, penyelesai masalah. Pemimpin harus selalu siap dengan solusi, apapun masalah yang dihadapi  oleh organisasi.

Ketiga, pemimpin yang baik adalah yang memiliki komitmen moral yang kuat, karena dia dalam posisi di atas atau di depan. Posisinya yang istimewa itu menjadikan dia sebagai pusat perhatian. Dia ditempatkan pada posisi yang tidak boleh salah. Pemimpin menjadi simbol atau ikon moral di lingkungannya.

Sungguh berat syarat untuk menjadi pemimpin. Mestinya tidak sembarang orang boleh jadi pemimpin. Kalau pemimpin tidak memenuhi syarat itu, bisa jadi organisasi akan mengalami turbulensi, guncangan masalah yang tiada henti. Bayangkanlah, kita punya pemimpin yang tidak paham, tidak ngerti dengan segala dinamika gerak organisasi. Kita punya pemimpin yang tidak punya solusi utnuk semua masalah yang dihadapi. Kita punya pemimpin yang tidak mampu menjadi simbol moral, tidak bisa jadi panutan perilaku selaras norma budaya dan agama.

Sepertinya, itulah fakta yang ada di depan mata kita. Banyak pemimpin kita yang tidak memenuhi syarat kepemimpinan. Indonesia sedang mengalami krisis pemimpian yang baik.[]


EmoticonEmoticon