Thursday, February 2, 2017

Terbenam di Suatu Subuh

Buat: Pak Hari Leo AR



Lampu-lampu malam belumlah padam
Cahayanya temaram, menceritakan kisah penjemputan
Dalam sepintas kabar Tuhan

Kolektor Ulung


Benar-benar salut kepada seorang teman. Setiap keluar, saya sering mendapatinya menggotong buku. “Wah hebat, hebat!”, beginilah biasanya saya memuji dia. Dia sering bercerita kepada saya mengenai buku-buku yang dia beli. Sekitar satu bulan yang lalu, dia menghabiskan uang sekitar Rp. 400.000 membeli 8 buku di Gramedia.  Pada bulan Ramadan dia diberi uang oleh abahnya Rp. 800.000 dan semuanya dibuat membeli kitab dan buku. Buku dan kitabnya berjubel dan bertumpuk di almarinya. Tetapi, entah kenapa wawasannya tidak luas. Sering saya ngobrol dengan dia, tetapi dia tidak tahu apa-apa (gendeng). Aneh. “Kok bisa ya? Masak dia sebodoh ini?”, gumam saya. Setelah saya teliti ngalor ngidul, belakangan saya tahu bahwa dia bukan pembaca, tapi kolektor.

Bukit Tangkiling: Wisata Alam Penuh Legenda

Berdiri kokoh di antara hijaunya Hutan Borneo, sebuah bukti kebesaran Tuhan nampak dari kejauhan. Sejauh mata memandang, pengunjung akan disuguhkan pemandangan asri nan menenangkan. Udara segar dan sejuk langsung terasa ketika pertama menginjakkan kaki di lokasi wisata. Legenda tentang asal mula dan mitos yang berkembanh seolah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Terkutuknya kapal menjadi batu dan batu pengapit dosa menjadi pelengkap keunikan legenda yang berkembang di masyarakat. Demikian gambaran awal tentang lokasi wisata bernama Bukit Tangkiling yang berada di Kalimantan Tengah ini.

Mencetak “Kamus Berjalan” dan Menggalang Penerjemahan Buku, Belajar dari Sejarah Dinasti Abbasiyah dan Restorasi Meiji

Mengapa Islam di saat Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad begitu cemerlang? Mengapa ia dipuji selaku mercusuar peradaban dunia? Mengapa karya-karya berskala dan berkaliber ensiklopedia muncul saat itu? Mengapa dia menjadi sumber pengetahuan modern? Karena, Khalifah Abu Ja’far al-Manshur bukan sekadar penguasa biasa yang asuik memerintah dan memungut pajak. Karena ia punya pandangan jauh ke depan. Karena mencerdaskan manusia. Karena ia menyebarkan wawasan.
Karena ia menggalakkan terjemahan. Karena ia perintahkan Baikhtaisyu Kabir dan Fadl ibn Naubakht serta Abdullah ibn Muqaffa menerjemahkan berbagai buku ilmu pengetahuan ke dalam Bahasa Arab. Segala rupa buku: kedokteran, ilmu pasti, falsafah, dari Bahasa Yunani, Persia, dan Sansekerta. Lewat penerjemahan itu, orang Arab meningkat mutunya.

Wednesday, February 1, 2017

Menimbang Poligami agar Tidak Berat Sebelah

Suami adalah seorang pemimpin yang mempunyai otoritas besar dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Agar berhasil meraih kebahagiaan, suami harus selektif dalam mencari sebuah solusi ketika hubungannya timbul ketidakharmonisan. Sebaik dan sepintar apapun seorang istri apabila sang suami tak bisa memelihara kebahagiaan, maka impian itu sulit untuk terwujud.

Ngaji Alfiyah Ibnu Malik, Bab Mu'rab dan Mabni #2


المعرب والمبني

Mu’rab dan Mabni



 وَالاسْمُ مِنْهُ مُعْرَبٌ وَمَبْنِي ……لِشَبَهٍ مِنَ الْحُرُوفِ مُدْنِي

والإسم : Isim dibagi menjadi dua, yaitu isim mu’rab (معرب) dan isim mabni (مبني). Isim mu’rab ialah isim yang tidak memiliki keserupaan dengan huruf. Sedangkan isim mabni ialah isim yang memiliki keserupaan dengan huruf.

Menulis: Memberi melalui Teks, Sehari bersama Ahmad Thohari


Oleh: Ahmad Sahide*

Dalam dunia kesusastraan Indonesia, bahkan dunia, nama Ahmad Tohari tentu sudah tidak asing lagi. Karya-karyanya sudah dikonsumsi secara luas oleh peminat sastra Indonesia dan dunia. Salah satu karyanya yang cukup populer adalah Ronggeng Dukuh Paruk yang diadaptasi menjadi film dengan judul Sang Penari. Adalah suatu kebanggaan tersendiri jika Anda bisa bertemu dan berdialog lebih dekat dengannya. Tentulah momen itu akan menjadi momen yang sangat spesial dan berkesan dalam hidup. Seperti itulah yang saya rasakan saat bertemu dan bisa berbincang lebih dekat dengan sastrawan sederhana yang mendunia itu.