Sunday, February 5, 2017

Disiplin, Kunci Kebebasan


Kontributor: Abdurrohim Arief*
Judul di atas sekaligus kata kunci dari tulisan ini. Jangan dikira kedisiplinan itu membelenggu, membatasi gerak, atau mendekte hidup. Justru mereka yang tidak membiasakan hidup disiplin akan terbelenggu oleh kecerobohannya sendiri. Bisa jadi seperti saya.

Membungkus Jati Diri NKRI

Kontributor: Ahrori Zhofir
"Jangan-jangan orang yang getol menyuarakan kedaulatan NKRI sementara mereka alergi terhadap agama, justru mereka yang menggerogoti NKRI.”  “Atau jangan-jangan ada elit yang dengan sengaja hendak membenturkan ormas tertentu agar Islam nampak berpecah.” Itulah seingat saya sepenggal komentar yang disampaikan oleh seorang teman saat perjalanan dari Madura menuju Pondok Pesantren Sidogiri pada hari Rabu (25/1) kemarin. Betapa rumitnya merekam dan mendeteksi bahwa seseorang tersebut cinta NKRI. Sulit memang, apalagi ada kelompok yang mau dipesan. Katanya saja.

Quo Vadis Isu Pemecah Belah NKRI


Kontributor: Ahrori Zhofir
Entah siapa yang menggelindingkan opini provokatif soal terpecah-belahnya NKRI. Yang jelas, hingga saat ini banyak sekali yang latah dengan melontarkan isu pemecah-belah NKRI. Tak terkecuali mulai dari akar rumput hingga para pengamat. Kira-kira, teka-teki munculnya isu tersebut bermaksud untuk membangun Indonesia atau justru mengadudomba bangsa kita? Tidak perlu dijawab. Tetapi perlu sesekali untuk direnungkan, kemudian disimpulkan.

Friday, February 3, 2017

Interkoneksi Kulit dan Isi




[Kontributor: Ahmad Fauzan AF]
Banyak hal acapkali bergantung pada kemasan, air comberan jika dimasukkan dalam minuman kaleng bersoda, pasti tetap laku. Tentu berbeda dengan air susu yang hanya dibungkus plastik dan diletakkan secara serampangan di atas lincak pedagang pasar tradisional. Kulit dan isi memiliki kosmosnya masing-masing. Kita tidak bisa meng-gebyah uyah (menyamaratakan) nilai antara isi dan kulit.

Thursday, February 2, 2017

Polemik Pemimpin Non-Muslim

[Kontributor: Muhammad Abbas Busyro]*
Pasukan Laut - Diskursus mengenai pemimpin non-muslim di negara mayoritas muslim, sejatinya, bukanlah hal baru dalam sejarah Islam. Tidak hanya di Indonesia, bahkan di belahan bumi lainnya yang berkependudukan mayoritas muslim, juga sering seringkali menjadi polemik yang nyaris tidak menemukan titik final. Bahkan, pada waktu tulisan ini disusun, saya sedang berada di sebuah wilayah di Indonesia, yang memiliki pemimpin non-muslim. Namun, jika disimpulkan, umat Islam tetap diharamkan memilih pemimpin non-muslim.

Ngaji Alfiyah Ibnu Malik, Bab Nakirah dan Ma'rifat #3


 النكرة والمعرفة

Nakirah dan Ma'rifat


نَكِرَةٌ قَابِلُ أَلْ مُؤَثِّرَا……أوْ وَاقِعٌ مَوْقِعَ مَا قَدْ ذُكِرَا

نكرة : Isim nakirah (إسم نكرة) adalah isim yang bisa menerima alif dan lam (أل) yang me-ma’rifat-kan, atau isim yang tidak menerima alif dan lam (أل) tetapi memakai maknanya isim yang menerima alif dan lam.

Terbenam di Suatu Subuh

Buat: Pak Hari Leo AR



Lampu-lampu malam belumlah padam
Cahayanya temaram, menceritakan kisah penjemputan
Dalam sepintas kabar Tuhan