Buat: Pak Hari Leo AR
Lampu-lampu malam belumlah padam
Cahayanya temaram, menceritakan kisah penjemputan
Dalam sepintas kabar Tuhan
Tangisan daun memecah, saat sukmamu berejawantah, menjadi kilatan cahaya
Berjalan menuju aroma nirwana, menjadi butiran-butiran embun nan dingin
Terbang bersama hembusan angin
Dalam gaungan rima yang kau kumandangkan, ada gumpalan-gumpalan pesan
Tersusun rapi sebagai pemanis rupa bumi, berdiri kokoh selayak batu nisan
Pada suatu Subuh beriring gemuruh, kau terbang bersama prosa-prosa
Berbalut puisi-puisi, bersayap cerita-cerita
Dalam segenap cita, engkau tinggalkan pentas dunia
Berzuhud demi sebuah panggilan, memeras peluh demi sebuah perjalanan
Mempertanggungjawabkan pesan-pesan yang kau sampaikan
Lewat rangkaian kata berirama
wahai jiwa yang bebas, pulanglah dengan tenang
anak cucumu kan melanjutkan tulisan-tulisan di atas kertas
sampai waktu menjadi sebenar-benar batas
sampai kami juga akan benar-benar pulang
wahai jiwa pemikir liar, menghadaplah dengan rasa mulia
anak cucumu senantiasa menggambar
perjalanan hidup dalam rahutan huruf dan kata
wahai penyaji tentram
bersemayamlah seindah matahari terbenam
Darul Azis
Pegiat Sastra di Jogja, berasal dari Lampung
EmoticonEmoticon