Benar-benar salut kepada seorang teman. Setiap keluar, saya sering mendapatinya menggotong buku. “Wah hebat, hebat!”, beginilah biasanya saya memuji dia. Dia sering bercerita kepada saya mengenai buku-buku yang dia beli. Sekitar satu bulan yang lalu, dia menghabiskan uang sekitar Rp. 400.000 membeli 8 buku di Gramedia. Pada bulan Ramadan dia diberi uang oleh abahnya Rp. 800.000 dan semuanya dibuat membeli kitab dan buku. Buku dan kitabnya berjubel dan bertumpuk di almarinya. Tetapi, entah kenapa wawasannya tidak luas. Sering saya ngobrol dengan dia, tetapi dia tidak tahu apa-apa (gendeng). Aneh. “Kok bisa ya? Masak dia sebodoh ini?”, gumam saya. Setelah saya teliti ngalor ngidul, belakangan saya tahu bahwa dia bukan pembaca, tapi kolektor.
Thursday, February 2, 2017
Kolektor Ulung
Diterbitkan 4:36 PM
Tags
Benar-benar salut kepada seorang teman. Setiap keluar, saya sering mendapatinya menggotong buku. “Wah hebat, hebat!”, beginilah biasanya saya memuji dia. Dia sering bercerita kepada saya mengenai buku-buku yang dia beli. Sekitar satu bulan yang lalu, dia menghabiskan uang sekitar Rp. 400.000 membeli 8 buku di Gramedia. Pada bulan Ramadan dia diberi uang oleh abahnya Rp. 800.000 dan semuanya dibuat membeli kitab dan buku. Buku dan kitabnya berjubel dan bertumpuk di almarinya. Tetapi, entah kenapa wawasannya tidak luas. Sering saya ngobrol dengan dia, tetapi dia tidak tahu apa-apa (gendeng). Aneh. “Kok bisa ya? Masak dia sebodoh ini?”, gumam saya. Setelah saya teliti ngalor ngidul, belakangan saya tahu bahwa dia bukan pembaca, tapi kolektor.
Artikel Terkait
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon