Kontributor: Abdurrohim Arief*
Judul di atas sekaligus kata kunci dari tulisan ini. Jangan dikira kedisiplinan itu membelenggu, membatasi gerak, atau mendekte hidup. Justru mereka yang tidak membiasakan hidup disiplin akan terbelenggu oleh kecerobohannya sendiri. Bisa jadi seperti saya.
Saat masih bertugas di Darul Khidmah Sidogiri (DKS) Bekasi, hampir setiap bulan atau bahkan setiap pekan, saya mengunjungi toko buku di sekitar pesantren. Maklum, DKS masih belum memiliki perpustakaan sendiri seperti Sidogiri. Atau lembaga kajian seperti LPSI (Lembaga Penelitian dan Studi Islam), LMF (Lanjah Muraja'ahn Fiqhiyyah), OMIM (Organisasi Murid Intra Madrasah), dan lainnya. Tetapi saya yakin, beberapa tahun ke depan, instansi-instansi itu juga akan tumbuh dan berkembang di Sidogiri kecil itu.
Di antara toko buku besar yang pernah saya kunjungi ialah Plaza Lippo Book Store. Kebetulan saat itu tengah diselenggarakan pameran buku besar-besaran. Bukan hany karya penulis Indonesia, buku-buku dari luar negeri dengan berbagai macam bahasa pun dipajang di sana. Karya-karya mereka bahkan mendominasi, terutama yang berbahasa Inggris dan Cina.
Saat itulah saya tersadar. Saya tidak dapat ikut menikmati berbagai karya itu. Kenapa? Karena tidak disiplin. 'Andai saja dulu saya disiplin dalam belajar bahasa asing'. Siapa saja yang tidak membiasakan diri untuk disiplin, akan hidup dalam jeruji keterbatasan.
Kira-kira, apa yang terjadi jika kita tidak disiplin dalam belajar baca kitab di pesantren? Tentu akan ada sekat yang membatasi antara kita dengan kitab. Kita tidak bisa menikmati kekayaan khazanah Islam yang berbahasa Arab itu. Tentu karena keterbatasan yang disebabkan oleh ketidakdisiplinan.
Dalam kehidupan sehari-hari pun, seseorang yang tidak disiplin, gerak langkahnya terbatas. Mereka ya g tidak disiplin dalam berkendara tidak boleh menggunakan jalur tertentu, atau bahkan terkena sanksi lalu lintas. Seseorang yang tidak disiplin dalam bekerja sulit untuk diterima instansi perkantoran. Atau anak didik yang tidak disiplin dalam menuntut ilmu, akan tergambar dalam dirinya masa depan yang penuh keterbatasan. Maka, sekali lagi saya tegaskan, kedisiplinan adalah kunci kebebasan masa depan. Mari kita biasakan hidup disiplin.[]
*adalah alumnus Sidogiri yang pernah mengenyam tugas di DKS (Darul Khidmah Sidogiri) di Bekasi. Saat ini tinggal di Jakarta bersama keluarga kecilnya.