Showing posts with label Perspektif. Show all posts
Showing posts with label Perspektif. Show all posts

Tuesday, January 31, 2017

Pemimpin

Oleh: Wardjito Soeharso

Pemimpin itu manusia istimewa. Dia berbeda dengan yang lain. Pemimpin selalu punya sesuatu yang lebih dibandingkan yang lain. Lebih kuat, lebih pinter, lebih bijak, lebih kaya, dan lebih-lebih yang lain. Dengan segala kelebihan itulah, pemimpin menempati posisi yang terhormat: paling atas atau paling depan.

Ki Hajar Dewantoro, tokoh pendidikan nasional, memberikan kriteria pemimpin yang baik dengan tiga syarat: ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Pemimpin itu harus bisa menjadi teladan, menjadi contoh, di depan. Pemimpin itu mesti memberikan dukungan penuh dari belakang agar anak buah makin semangat bekerja.

Monday, January 30, 2017

Gerakan Budaya Tai

Oleh: Anggoro Suprapto

Pagi-pagi, aku dapat BBM dari Mas Teha Edi Djohar: "Mas, tolong bantu merapat ke Kafe Spot Jalan Pemuda Semarang, penting sekali. Maaf ya kalau tidak sopan. Bisa ya?", tanyanya sangat berharap belum lama ini. Karena kebetulan hari itu aku tidak ada kegiatan, maka aku pun datang ke Kafe Spot. Betul, di situ sudah berkumpul Mas Teha dan kawan-kawan seniman lain. Setelah aku duduk, Mas Teha menjelaskan, "Mas, ini kita akan membicarakan masalah tai", tuturnya enteng. Meski siang itu tidak ada mendung, aku kaget bagai tersambar petir. "Tai?", tanyaku meyakinkan. Edan,  jadi ini mau rapat masalah tai, sambil makan-makan di kafe? Bagi yang mentalnya tidak kuat, tentu bakal jijik, masak makan dan minum kok yang dibicarakan tai.

Sunday, January 29, 2017

Inilah Alasan Kenapa Kita Harus Mulai Berbisnis dan Berhenti Menjadi Karyawan

Lelah mengguyur tubuh malam itu. Bagaimana tidak? Pada pagi hari, saya berangkat ke kampus untuk kuliah hingga sore, dan setelah itu, saya mesti berangkat kerja di salah satu perusahaan yang berfokus pada penjualan fashion wanita, sebagai Customer Service Online (CSO). Kerja yang dimulai pada pukul 16.00 ini, rampung pada tengah malam pukul 24.00 (8 jam). Setelah satu bulan bekerja di perusahaan itu dan saya memperoleh gaji, saya langsung resign. 

Merenungkan Hipperrealitas

Kontributor: Mashuri Alhamdulillah

Kombinasi acara televisi pada hakikatnya adalah pasar dalam dongeng 1001 malam. Ia merupakan campuran dari yang elit, kasar, sakral, profan, materiel, dangkal, cemerlang, abadi, sekaligus serba serentak.
~Garin Nugroho